
Wartagereja-jakarta.com – -Bandung (13/02), Ibadah Rumah Tangga atau sering kami sebut juga Kebaktian Rumah Tangga (KRT), merupakan giat ibadah jemaat yang rutin dilaksanakan setiap hari Kamis, pukul 19.00 WIB. Namun sejak awal Desember 2024 hingga awal Februari 2025 lalu, ibadah rumah tangga diistirahatkan dahulu. Hal ini karena di bulan Desember, jemaat akan disibukkan dengan kegiatan perayaan Natal, baik di gereja maupun di perkumpulan- perkumpulan atau lingkungan sekitar tempat tinggal jemaat. Sementara di bulan Januari, majelis beserta pengurus komisi- komisi mempersiapkan program kerja Gereja tahun 2025. Setelah itu, ibadah rumah tangga mulai diaktifkan kembali di bulan Februari 2025.

Dengan mengambil konsep ibadah “family gathering”, di mana setiap jemaat harus menghadirkan bapak, ibu, dan anak- anak jemaat. Jadi agak berbeda dari biasanya, yang hanya hadir adalah jemaat dewasa atau bapak-ibu/ opa-oma saja.
Karena kebetulan tema ibadah gerejaPOUK GKPO Lanud Sulaiman bulan Februari 2025 adalh tentang Kasih dan esok harinya (14 Februari) merupakan Hari Valentine, maka bagi 50 jemaat yang hadir pertama diberi cokelat.
Ibadah dimulai tepat waktu pukul 19.00 WIB, dengan para pelayan yang berrtugas adalah Dkn.Margareta Pelletimu, Pelayan Firman : Pdt. Guntur Hari Mukti, Pemandu Lagu : Dkn. Adhe Novianthi Manurung dan Dkn. Yuliana Rumteh, serta kolektan adalah Pnt. Dahlan Saragi dan Dkn. Diana Simanjuntak.
Puji Tuhan, jemaat yang hadir pada ibadah rumah tangga, malam itu, sekitar 85 orang terdiri dari bapak, ibu, opa, oma, pemuda/i, teruna dan anak-anak.
Tema ibadah rumah tangga awal tahun 2025 ini adalah Loving Family atau Keluarga Penuh Kasih, dengan landasan firman Tuhannya dari Filipi 2: 1-2.
Pdt. Guntur Hari Mukti dalam khotbahnya berkata bahwa dasar relasi kita, umat yang percaya, dengan Tuhan Yesus adalah Kasih. Bukan berdasarkan relasi transaksional. Karena begitu besar Kasih Allah kepada dunia ini sehingga Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal…. (Yohanes 3: 16). Allah menunjukkan kasihNya kepada kita oleh karena Kristus telah mati bagi kita yang berdosa (Roma 5: 8).
Pdt. Guntur Hari Mukti tidak bosan- bosannya mengingatkan agar di setiap keluarga harus hidup penuh kasih. Walau kita menyadari bahwa masing-masing anggota keluarga masih berproses melawan kedagingan. Dengan kata lain, tidak menunggu kehidupan keluarga dalam keadaan baik, berkecukupan, atau tidak ada masalah. Setiap anggota keluarga harus dapat mempraktikkan kasih. Suami mengasihi istri, demikian sebaliknya; orang tua mengasihi anak-anak, demikian sebaliknya; sesama anak-anak juga demikian. Menerapkan kasih bukan berarti pilih kasih. Menerapkan kasih juga bukan berarti menimbulkan sakit hati terhadap sesama.

Apabila masing- masing anggota keluarga dapat mempraktikkan kasih, maka akan tumbuh sikap bersyukur, saling menghormati, dan saling memaafkan. Hal ini karena sifat yang ditimbulkan dari kasih itu jika dipraktikkan adalah kelemah-lembutan, kesabaran, kemurah- hatian, tidak cemburu, tidak sombong, dan tidak melakukan yang tidak sopan (bandingkan 1 Korintus 13)
Penuhilah kasih di dalam setiap keluarga kita. Seperti firman Tuhan dalam Mazmur 133 ayat 1 berkata: Sungguh alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun.
Setelah ibadah rumah tangga, diadakan perjamuan kasih berupa makan malam bersama bagi jemaat yang hadir. Suasana sukacita sangat terasa pada malam itu. Jemaat pun pulang dalam keadaan damai sejahtera.
(Hisar Marthin Hasibuan-wartawan wartagereja Jawa Barat)